Setengah Dari Warga Keturunan Inggris (Briton) Akan Terkena Kanker di Tahun 2020!!
“Awas!! 84 Juta Orang Bisa Meninggal Akibat Kanker Pada 2020!!”
(Siti Fadilah, Mantan Menteri Kesehatan)
(Siti Fadilah, Mantan Menteri Kesehatan)
Orang Inggris telah banyak memiliki keturunan akibat pernikahan campur di dunia selama ratusan tahun dan menghasilkan British diaspora atau “penyebaran dan penaburan genetika” di dunia. Karena hal tersebut, maka terkadang di istilahkan sebagai orang Britons (dari kata Britain).
Britons adalah istilah atau julukan untuk keturunan dari orang Inggris, dan keturunannya ini telah menyebar di Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, Afrika Selatan, Asia Barat, bahkan Asia Timur dan belahan dunia lainnya.
Dari kabar yang sedang merebak, menurut Macmillan Cancer Support hampir setengah dari Britons peopleatau orang keturunan dari ras orang Inggris dan juga orang-orang Britons Celtic atau orang-orang yang hidup di kepulauan Inggris, akan terserang kanker dalam hidup mereka untuk tahun 2020 mendatang,
Sebuah statistik dari UK Charity yang mengatakan ini sebagai sebuah tantangan bagi National Health Service (NHS).
Dari analisis data saat ini, Yayasan Amal Kanker Inggris mengatakan pada tahun 2020 hampir satu dari dua orang (47%) akan mendapatkan kanker seumur hidup nya, tapi hampir satu dari empat orang (38%) tidak akan meninggal akibat penyakit tersebut.
Hal ini mungkin memberikan tekanan besar pada NHS dan Yayasan Amal Kanker, dalam laporan yang diterbitkan di situsnya pekan ini Juni 2013.Yayasan ini mengatakan alasan banyak orang yang terkena kanker, karena kita hidup lebih lama, sesuai dengan bertambahnya usia, semakin besar proporsi untuk mendapat kanker.
Dan penurunan angka kematian akibat kanker dikarenakan lebih banyak kasus yang didiagnosis lebih dini, perawatan yang membaik dan begitu juga dengan terapi kanker yang lebih baik.
Ciarán Devane, Kepala Eksekutif Macmillan Cancer Support, mengatakan dalam sebuah pernyataan:
“Karena kemajuan dalam perawatan kesehatan – ironisnya sebagian besar untuk kondisi selain kanker – hanya dalam waktu tujuh tahun hampir separuh penduduk akan mendapatkan kanker dalam hidupnya. Dan ini menimbulkan tantangan bagi NHS dan masyarakat.”
Namun, banyak pula orang yang selamat karena kanker dan banyak juga yang terus berjuang dengan masalah kesehatan berikut efek sampingnya.
Kepala Dinas Kesehatan badan amal, profesor Jane Maher mengatakan dalam sebuah pernyataan:
“Bahwa kita hidup lebih lama sebagai bangsa, dan bahwa kita meningkatkan pengobatan kanker, hal ini patut untuk dirayakan. Bagaimanapun, perlu menambahkan catatan peringatan yang serius, semakin sukses kita dengan pengobatan dan penyembuhan, maka semakin banyak pula orang yang memiliki kanker namun dapat hidup dengan lebih panjang dengan pengobatannya.”
Lalu Maher menjelaskan pula berapa banyak orang bisa terus menderita kesehatan yang buruk secara fisik dan mental setelah akhir pengobatan kanker mereka:
“Orang berjuang dengan kelelahan, nyeri, imobilitas, atau efek samping lainnya. Kita perlu mengelola konsekuensi demi pasien, tetapi juga peduli terhadap layanan wajib pajak. Kita harus merencanakan untuk memiliki layanan yang lebih baik agar membantu orang tetap di rumahnya, daripada menunggu sampai mereka membutuhkan perawatan di rumah sakit.”
Dalam analisis mereka, Macmillan menemukan bahwa proporsi orang di Inggris yang akan mendapatkan kanker selama hidup mereka ternyata sudah naik lebih dari sepertiga dalam 20 tahun terakhir.
1992, dari orang-orang yang meninggal pada tahun 1992, sekitar sepertiga (32%) telah didiagnosis terserang kanker selama hidup mereka.
2010, angka ini meningkat menjadi lebih dari empat dalam sepuluh orang (44%) pada tahun 2010.
2020, dan mereka memperkirakan angka ini meningkat menjadi 47% pada tahun 2020.
Dua puluh tahun yang lalu, 21% orang yang meninggal telah terdiagnosis memiliki kanker dan meninggal karena penyebab lain.
Hari ini angka 35% dan akan meningkat lebih lanjut menjadi 38% pada tahun 2020, menurut analisis baru Macmillan.
Itu berarti pada saat ini ada dua kali lebih banyak orang yang terkena kanker, tetapi tidak mati dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu.
Pada tahun 1992, sekitar 45.000 pasien kanker tidak mati dari penyakit ini dibandingkan dengan sekitar 90.000 pada tahun 2010.
Penyebab non-kanker yang paling umum mematikan adalah penyakit jantung iskemik (statistik sekitar 20% kematian), penyakit pernapasan (20%), dan penyakit serebro-vaskular seperti stroke (12%).
Devane mengatakan:
“NHS tidak akan mampu mengatasi peningkatan besar dalam permintaan untuk layanan kanker tanpa perubahan mendasar terhadap perawatan yang tepat dan tanpa banyak memberikan perawatan di masyarakat, sarta tanpa melibatkan pasien kanker dalam kesehatan mereka sendiri.”
Dia mengatakan bahwa sampai saat itu, akan ada kebutuhan yang lebih mendesak dan penting bagi organisasi seperti Macmillan “untuk memastikan tidak ada orang yang menghadapi kanker saja”.
Pada bulan Februari 2013, perkiraan diterbitkan dalam Annals of Oncology menunjukkan bahwa angka pasien kanker sementara sudah naik, namun proporsi orang Eropa yang meninggal karena kanker menurun.
Menurut Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari
Sementara menurut Menkes Siti Fadilah (kini Mantan Menkes), kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia. Pada tahun 2020 diperkirakanakan ada 84 juta orang yang akan meninggal jika tidak ada penanggulangan yang komprehensif.
“Diperkirakan akan terdapat 20 juta kasus baru per tahunnya,” kata Menkes Siti Fadilah Supari.
Ituah isi sambutan Menkes yang dibacakan oleh Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, I Nyoman Kandun, di acara Seminar Cancer Update pada Sabtu 23 Februari tahun 2008 lalu saat ia masih menjadi Menkes, di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.
Dikatakan juga oleh Menkes Siti Fadilah:
“Bahwa angka kematian kanker melebihi jumlah kematian penyakit menular gabungan akibat HIV/AIDS, TB, dan malaria.”
“Pada tahun 2003 terdapat 10 juta kasus kanker baru per tahun dan terjadi meningkatan sekitar 20 persen tiap tahunnya.”
Berdasar Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia.
Peningkatan kasus kematian akibat kanker adalah 3,4 persen pada tahun 1980, dan meningkat menjadi 6,0 persen pada tahun 2001.
“Meski belum memberi gambaran penderita rokok, Sistem informasi rumah sakit tahun 2006 menunjukkan 2 jenis penyakit kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan leher rahim,” papar Menkes.
Pada tahun 2006, ada 8.328 kasus kanker payudara dan 4.649 kasus kanker leher rahim.
Gaya Hidup
Sebenarnya gaya hidup apa yang membuat sel kanker tumbuh dalah tubuh? Penyebab munculnya kanker berdasarkan artikel rcctvm.org adalah rokok, alkohol dan suplemen atau makanan yang tidak tepat untuk dikonsumsi.
Sebuah studi pada perokok di Finlandia menghasilkan bahwa perokok yang mengkonsumsi suplemen beta karoten mengalami peningkatan dalam resiko mengidam kanker paru –paru.
Sebuah studi di Kerala menunjukan bahwa setahun bisa ada 35.000 kasus kanker yang bermunculan. Dari 50 persen pasien laki-laki kanker mulut, tenggorokan dan paru – paru disebabkan karena kebiasaan merokok dan minum alkohol. Hal ini tidak hanya berlaku pada perokok aktif tetapi juga pasif.
Makanan dan minuman dengan bahan baku yang tak sehat juga sangat tinggi dalam memicu tumbuhnya sel kanker. Tapi yang menjadi masalah manusia yang tak mau mengubah gaya hidup dan pola makannya padamasa kini adalah:
Sel kanker tak langsung terbentuk atau terdeteksi dalam waktu beberapa minggu. Sel kanker akan terbentuk setelah beberapa tahun kemudian!
Jadi banyak orang yang beranggapan bahwa jika makan dan minum produk yang “tak sehat dan alami” tersebut, untuk kedepannya akan merasa baik-baik dan sehat saja.
Bahan pengawet di dalam makanan dan minuman, dapat memicu tumbuhnya sel “tak normal” pada tubuh yang akhirnya akan menjadikannya sel kanker. Bahan pengawet sangat banyak sekali di dalam makanan-makanan siap saji dan makanan-makanan dalam kemasan.
Pada masa kini, manusia tak ada waktu lagi untuk belanja makanan alami seperti di pasar-pasar tradisional karena terkadang lebih mudah busuk.
Agar efisien dan efektif, maka kebanyakan orang akan membeli produk kemasan dan mengkonsumsi fast food.
Bagaimana mungkin jika sayur dan buah yang secara alami akan pasti busuk dalam beberapa hari, kini dengan tambahan bahan pengawet, buah dan sayur tersebut dapat bertahan hingga tahunan hanya di dalam suhu ruang?
Sesuatu yang tak mungkin, kecuali dengan tambahan bahan pengawet atau bahan kimiaa, bahan yang tak alami itu akan masuk ke dalam jaringan di dalam tubuh kita, dan itulah yang akan memicu sel kanker!
Ada suatu peristiwa 14 tahun lalu, seorang bapak membeli hamburger Mc Donald lalu menyimpannya didalam kantong pakaiannya, lalu menaruh pakaian tersebut di dalam lemarinya.
Hingga kini, setelah 14 tahun lamanya, hamurger tersebut masih utuh!Maka hamburger ini dijuluki sebagai “mumi hamburger”.
Dia sangat heran karena tak ada jamur yang mau tumbuh disana, tak ada bakteri yang mau mengurainya! Ini membuktikan bahwa hamburger tersebut mengandung bahan pengawet dan bayangkan jika hamburger tersebut dikonsumsi dengan jumlah banyak.
Akibat anehnya kejadian ini, hamberger tersebut cobe dijual oleh pemiliknya di internet dan ternyata laku ribuan dollar! Anda dapat melihat videonya pada tautan ini atau dibawah artikel.
Atau sering masyarakat justru membeli buah dan sayur yang “mulus dan bersih” kerena tak ada bekas gigitan ulat atau binatang serangga.
Padahal, sayur dan buah dalam keadaan seperti itu justru yang harus kita waspadai!Dan kebanyakan justru dari luar negeri atau produk import.
Jika tak ada serangga atau ulat yang mau memakannya, bisa jadi justru produk itu memiliki kadar pestisida yang sangat tinggi, dan justru akan menimbulkan sel kanker jika dikonsumsi.
Pestisida dalam sayur dan buah-buahan yang disemprotkan berkali-kali memang kadang masih terdapat pada daun dan buah pada saat masih di perkebunan biasanya masih terbawa akibat pencucian yang tak bersih.
Penyebab Kanker Warga Britons Disebar Melalui Vaksin?
Salah satu pakar konspirasi Alex Jones, bahkan menuduh bahwa naiknya jumlah penderita kanker untuk kedepan nantinya adalah akibat dicampurkannya sejenis “nano cell” , nano-tech drngan teknologi tinggi (hi-tech) yang telah dimodifikasi di dalam vaksin yang kemudian disuntikkan ke dalam tubuh manusia.
Lalu, nano sel yang teramat kecil itu akan menyatu dengan jaringan di dalam organ atau didalam jaringan daging manusia. Sel hasil modifikasi tersebut layaknya sel normal akan berkembang pula layaknya sel normal.
Namun pada saat kondisi kita lemah atau pada saat “anti body” kita melemah, atau pada saat fungsi hormonal kita menurun, sel hasil modifikasi yang telah berkembang di dalam tubuh tersebut akan mulai beraksi dan berubah, menjadi sel kanker (lihat video dibawah atau klik disini).
Oleh karenanya, ini membuktikan bahwa kanker tidak terjadi dengan cepat, butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk membentuk sel normal menjadi sel kanker.
Jika kanker terjadi atau terbentuk dengan cepat seperti kebanyakan penyakit lainnya, maka pola hidup, makan dan minum akan dapat mudah diubah, namun sayangnya tidak demikian adanya.
Oleh karenanya ubahlah gaya hidup sejak dini sebelum terlambat. Mencegah suatu penyakit lebih baik daripada mengobatinya. Semoga bermanfaat. (berbagai sumber)
Pustaka: Life Style & Cancer / Download PDF (Dutch) : Cancer in Nederland tot 2020 Trends en prognoses
Half of Britons alive in 2020 will get cancers
World’s Oldest Hamburger Lasts 14 Years
No comments:
Post a Comment