Pemerintah Venezuela memperingatkan betapa berbahayanya memiliki akun Facebook. Utamanya adalah menjadi korban penyadapan oleh pemerintah Amerika Serikat yang dibongkar oleh mantan agen Edward Snowden.
Mungkin orang-orang di Indonesia tidak begitu mempedulikan tentang penyadapan internet. Namun, masyarakat di Venezuela disarankan untuk menutup account Facebook mereka agar tidak terus-terusan ‘membantu’ CIA.
Nampaknya, aksi mata-mata yang dilakukan badan intelijen Amerika Serikat ini tidak mendapatkan dukungan dari banyak pihak khususnya pemerintah Venezuela.
Dikutip dari Reuters (11/07), melalui salah satu menterinya, pemerintah Venezuela menyarankan kepada masyarakatnya untuk menutup segera account Facebook mereka.
Menteri Urusan Penjara Iris Varela mengingatkan warganya untuk buru-buru melenyapkan akun Facebook lewat kicauan di akun Twitter-nya.
”Segera tutup akun Facebook anda. Dengan menggunakan Facebook, Anda bekerja kepada CIA tanpa dibayar,” tulis Iris Varela, Prisons Minister Venezuela ini.
Bahkan, Varela mengatakan bahwa siapa saja berhak menuntut pemerintah Amerika Serikat dan badan intelijennya serta meminta kompensasi atas penyadapan tersebut.
Venezuela sendiri memperhatikan dengan serius perkembangan kasus terbongkarnya aksi penyadapan agen rahasia AS terhadap aktivitas di dunia maya.
Bahkan, negara yang menjadi musuh Amerika itu menawarkan suaka kepada Snowden yang sampai saat ini masih menjadi buronan pemerintah Paman Sam.
Venezuela bersumpah untuk melakukan pembalasan atas aksi penyadapan dan mata-mata Amerika Serikat itu.
Menteri Iris sudah berinisiatif mengajak negara-negara di dunia untuk menuntut Amerika yang telah lancang menyebarkan aksi teror dengan memata-matai warga dunia.
Snowden Beberkan Bukti Keterlibatan Microsoft
Edward Snowden membeberkan bukti-bukti yang menunjukkan raksasa teknologi global bekerja sama erat dengan badan intelijen Amerika Serikat, termasuk Badan Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA) dan FBI, untuk memastikan semua pelanggannya bisa dimata-matai.
Surat kabar Inggris The Guardian melaporkan dokumen-dokumen yang ditunjukkan Snowden memperlihatkan Microsoft membantu NSA dengan mempersilakan badan itu “mengintip” percakapan di Outlook.com.
Microsoft dikabarkan bekerja sama dengan FBI tahun ini untuk memudahkan akses NSA ke layanan SkyDrive. Setelah Microsoft membeli Skype, NSA mengakses kemampuan baru untuk meningkatkan jumlah video yang dikumpulkan dalam program Prism menjadi tiga kali lipat.
Microsoft membantah segala tuduhan tersebut, »Microsoft tidak memberikan akses langsung maupun terselubung ke SkyDrive, Outlook.com, Skype, atau produk-produk Microsoft ke pemerintah mana pun.”
Perusahaan itu sebelumnya menyebutkan, selama enam bulan pada tahun 2012, telah menyerahkan catatan sekitar 32 ribu akun pengguna.
Namun tidak mengatakan apa-apa lagi karena pemerintah Amerika Serikat melarang seluruh perusahaan teknologi membicarakan aktivitas mereka.
Sementara itu, wartawan Guardian yang menulis kisah Snowden mengatakan sumbernya mengaku tidak pernah memberikan informasi apa pun kepada pemerintah Rusia atau Cina, seperti yang dituduhkan.
Glenn Greenwald dalam artikel yang dipublikasikan 10/07/2013 lalu di situs Guardian mengatakan dia berbincang dengan Snowden pekan lalu dan Selasa. Snowden dengan tegas membantah rumor yang mengatakan Moskow dan Beijing memiliki data-datanya.
CEO Facebook : Tak ada yang bisa lepas dari Facebook
Dalam pernyataannya sesaat setelah mengumumkan perolehan pengguna sebesar 1,1 miliar, CEO Facebook, Mark Zuckerberg menjelaskan bahwa penggunanya tidak akan dapat lepas dari situs besutannya itu.
Pada hari Rabu (10/07/13) kemarin, Zuck, panggilan Mark Zuckerberg, mengatakan bahwa beberapa waktu ke depan, Facebook akan merilis banyak fitur baru.
Dari dirilisnya fitur-fitur baru tersebut, seperti dikutip dari The Onion (10/07/13), Zuck mengatakan:
“Facebook akan memperkenalkan segudang fitur baru dan pasti banyak orang akan membencinya. Tapi, walaupun benci, mau tidak mau orang-orang akan tetap menggunakannya dan tetap tidak dapat lepas dari Facebook setiap hari.”
Namun apabila ada pengguna yang tidak setuju akan kebijakan tersebut, dapat mengirimkan surat atau email protes mereka ke Facebook.
Edward Snowden Anjurkan Jauhi Facebook, Google, dan Dropbox
Mantan karyawan National Security Agency (NSA) yang kini menjadi whistle blower dan aktivis privasi, Edward Snowden, juga menyarankan agar pengguna internet menjauhi layanan Facebook, Google, dan Dropbox.
Ketiganya, menurut Snowden, adalah layanan jejaring sosial, internet, dan cloud yang walau populer saat ini dan dipakai di seluruh dunia, tetapi merupakan layanan yang berbahaya dalam hal proteksi data dan privasi.
Berbicara dalam sebuah konferensi video jarak jauh di acara The New Yorker Festival, Snowden yang sedang berada dalam persembunyiannya di Rusia itu berbagi tips bagi pengguna soal bagaimana cara menghindari layanan yang berpotensi mengutip data pengguna.
Yang menjadikannya ironis, Snowden melakukan sesi percakapan video itu dengan salah satu layanan Google, yaitu Hangouts dan YouTube.
Sementara untuk layanan penyimpanan cloud, Dropbox, Snowden berkata layanan itu memiliki enkripsi yang kurang aman. Data yang dikirim melalui Dropbox memang dienkripsi baik saat dikirim maupun saat transit, tetapi menggunakan aplikasi pihak ketiga.
Snowden juga mengimbau agar pengguna layanan internet sadar akan hak dan bahaya layanan-layanan itu terhadap privasi mereka.
“Saat Anda bilang tidak punya sesuatu yang disembunyikan, maka Anda sudah tidak peduli lagi dengan hak-hak Anda,” ujarnya seperti dilansir dari Tech Crunch, Sabtu (11/10/2014).
Karena itu, Snowden merekomendasikan pengguna beralih ke layanan lain, seperti RedPhone atau Silent Circle, alih-alih mengandalkan layanan SMS Default. Ia juga akan menyambut baik jika enkripsi di smartphone lebih ditingkatkan lagi. (tribunnews/tempo/aljazeera/guardian/The Onion/Reuters)
No comments:
Post a Comment