Menurut kelembagaan Amerika 6 yang di atas zat yang terkandung di dalamnya dapat membunuh orang perlahan2 yang mengkonsumsinya,dapat dilihat di bahan produk label makanan tersebut,no 1,2,3,4,5 berbahaya menurut penelitian.
kelembaaali produk tertentu, terutama minuman dalam kemasan, usahakan untuk kroscek lagi komposisi dan kandungan nutrisinya. Produk tertentu seringkali menggunakan beberapa jenis pemanis dan masih menambahkan gula, yang bisa berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak.
Di Indonesia, ada 13 jenis pemanis buatan atau artificial sweetener yang sudah diizinkan penggunaannya. Nah, kamu perlu tahu nih apa saja kelebihan dan kekurangan pemanis tersebut beserta namanya.
1. Aspartam
Aspartam adalah pemanis buatan yang paling sering digunakan dalam industri makanan, karena tidak menyisakan after taste pahit. Tapi derajat kemanisannya sangat tinggi, sekitar 60-220 kali gula murni.
Dari semua pemanis buatan, hanya aspartam yang mengalami metabolisme dalam tubuh. Aspartam dirombak secara cepat dan sempurna menjadi asam amino asam aspartat, fenilalanin dan metanol. Meski tak mengandung kalori, batas konsumsinya hanya 50 ml/kg berat badan.
2. Asesulfam Potassium (Acesulfame-K)
Selain aspartam, Acesulfame-K juga sering ditambahkan dalam produk makanan dan minuman kemasan di Indonesia. Bedanya, pemanis ini akan dikeluarkan melalui urine tanpa mengalami perubahan.
Karena tingkat kemanisannya tinggi sekitar 200 kali gula pasir, penggunaan asesulfam sebaiknya dibatasi dalam dosis yang kecil. Apalagi kalau penggunaannya dibarengi zat pemanis lain.
3. Siklamat
Siklamat punya derajat kemanisan 30 kali gula pasir. Hasil penelitian Codex Alimentarius Commissions pada 1984 menyimpulkan bahwa siklamat tidak terbukti menyebabkan mutagen dan kanker.
Meski demikian, Amerika Serikat dan Kanada tidak mengizinkan penggunaan siklamat. Di Indonesia, penggunaannya dibolehkan BPOM selama dosisnya tepat.
4. Sakarin
Pelopor pemanis buatan sejak seabad lalu ini punya indeks kemanisan 300-500 dari gula pasir. Sejauh ini, penggunaan sakarin masih diizinkan BPOM dalam takaran wajar. Namun perlu hati-hati, karena mulai banyak penelitian yang menyimpulkan kalau konsumsi sakarin bisa berpotensi menimbulkan kegemukan.
5. Sukralosa
Sukralosa punya rasa 600 kali lebih manis dari gula murni. Meski demikian, sukralosa tidak dapat dicerna tubuh, sehingga tak berpengaruh pada gula darah.
Tak seperti gula, pemanis ini tidak menyebabkan kerusakan pada gigi atau potensi penyakit lainnya seperti diabetes. Kelebihan lainnya, sukralosa juga bisa diolah dalam suhu tinggi tanpa mengurangi rasa manisnya.
6. Eritritol
Eritritol merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan kecil dibanding lainnya, yakni 0,7 kali gula pasir. Pemanis ini termasuk Generally Recognized As Safe atau GRAS, yang cenderung aman digunakan.
Lebih dari 90 persen eritritol yang diserap usus halus dikeluarkan melalui urine tanpa perubahan dalam kurun waktu 24 jam. Nilai kalori yang terkandung hanya 0,2 kkal/gram sehingga tak menyebabkan karies gigi, gula darah, dan insulin penderita diabetes.
7. Neotam
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Pemanis turunan aspartam ini punya derajat kemanisan yang sangat tinggi, yaitu 7.000 – 13.000 kali gula. Beberapa studi menyebutkan neotam aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek buruk khusus.
Penambahan neotam pada konsentrasi tertentu dapat menghilangkan rasa pahit, rasa mentah, dan rasa nutty dari produk kacang kedelai. Ketika dikonsumsi, neotam dapat dimetabolisis dan tidak akan terakumulasi di dalam tubuh, karena akan dikeluarkan melalui urin atau feses.
8. Isomalt
Isomalt dibuat dari sukrosa (gula pasir) dan memiliki derajat kemanisan 0,45-0,65 kali gula murni. Sama seperti eritritol, isomalt termasuk GRAS, aman untuk gigi, dan tak menyebabkan kenaikan gula darah penderita diabetes I atau II.
9. Xylitol (Silitol)
Silitol punya nilai kalori 2,4 kkal/gram yang tergolong rendah. Gula alkohol ini punya derajat kemanisan satu kali gula pasir dan termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe). Karena tidak menyebabkan karies gigi, kebanyakan silitol digunakan sebagai campuran permen.
10. Sorbitol
Sama seperti silitol, sorbitol seringkali dijadikan pemanis dalam produk permen karena tak menimbulkan karies gigi. Sorbitol termasuk glukosa dengan derajat kemanisan 0,5-0,7 kali gula pasir.
Selain pemanis, zat ini juga bisa menjadi humektan, pengental, dan mencegah terbentuknya kristal pada sirup. Sedangkan, bagi penderita diabetes dan pelaku diet rendah kalori, sorbitol aman dikonsumsi selama tak berlebihan.
11. Maltitol
Maltitol adalah gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,9 kali gula pasir. Umumnya dikenal aman karena termasuk GRAS.
Zat pemanis ini dibuat dengan cara hidrogenasi maltosa yang diperoleh dari hidrolisis pati. Namun, kandungannya tak menyebabkan kerusakan gigi atau peningkatan insulin pada penderita diabetes.
12. Manitol
Manitol termasuk GRAS (Generally Recognized As Safe) dan merupakan gula alkohol dengan derajat kemanisan 0,5-0,7 kali gula pasir.
Dapat digunakan sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes dan aman untuk kamu yang lagi berdiet, karena kalorinya hanya 1,6 kkal/gram. Tapi perlu diperhatikan, konsumsi manitol lebih dari 20 gram per hari akan berefek laksatif.
13. Laktitol
Derajat kemanisan Laktitol berkisar 0,3-0,4 kali gula pasir. Termasuk GRAS atau umumnya dikenal aman karena tak merusak gigi. Laktitol juga banyak dimanfaatkan dalam produk khusus penderita diabetes. Sama dengan manitol, konsumsi laktitol perhari lebih dari 20 gram akan berefek laksatif.
Walau pun pemanis buatan tersebut cenderung aman digunakan daripada gula, tapi perlu diingat, ada bahaya yang mengintai kalau konsumsinya berlebihan. Apalagi, makanan dan minuman instan biasanya menggunakan lebih dari satu macam pemanis. Jadi harus lebih hati-hati, ya!
No comments:
Post a Comment