Sunday, July 28, 2019

Ilmuwan: Ada Kehidupan Selanjutnya, Kematian Bukanlah Akhir Segalanya!

Ilmuwan: Ada Kehidupan Selanjutnya, Kematian Bukanlah Akhir Segalanya!

kematian bukan akhir segalanya - setelah mati header
“Ilmu Pengetahuan mulai setuju dengan konsep dalam agama, bahwa setelah kematian, ada kehidupan selanjutnya”
Meskipun tubuh individu anda ditakdirkan untuk berdiri sendiri, namun perasaan “Siapakah Aku” pada diri anda hanyalah pancaran yang beroperasi dari sumber energi di otak. Tetapi energi ini tidak pergi begitu saja saat kematian. (Robert Lanza, MD – Biocentrism)
“Everybody has departed from this strange world a little ahead of me. That means nothing. People like us…know that the distinction between past, present, and future is only a stubbornly persistent illusion.” (Albert Einstein)
Banyak dari kita takut mati, padahal kematian adalah suatu yang pasti. Kita percaya kematian, karena kita telah diberitahu kita pasti akan mati. Dan sebagian besar dari kita mungkin bertanya-tanya apakah kehidupan setelah kematian itu ada?
Namun segalanya masih merupakan tanda tanya besar. Mungkin dengan bukti ilmiah adanya kehidupan setelah kematian ini Anda akan memiliki pandangan yang baru.
Kita mengasosiasikan diri ini dengan tubuh, dan kita tahu bahwa tubuh pasti rusak dan mati. Tapi teori ilmiah baru menunjukkan bahwa kematian bukanlah terminal akhir yang selama ini kita pikirkan.
Secara Ilmiah atau Keilmuwan, Memang Ada Kehidupan Setelah Kematian
Para peneliti dari Universitas Southampton telah menemukan bukti bahwa kesadaran manusia dapat bertahan selama beberapa menit setelah kematian. Studi tentang hal ini tentu sangat kontroversial. Meski begitu, ilmuan Universitas Southampton tetap melakukan penelitian mendalam selama empat tahun terhadap 2.000 orang.
Orang-orang ini adalah pasien penyakit jantung dari 15 rumah sakit di Inggris, Amerika, dan Austria. Para ahli berhasil mengetahui bahwa hampir 40 persen dari pasien yang jantungnya berhenti bekerja (namun berhasil dihidupkan kembali) mengalami kesadaran selama beberapa menit.
Menurut Dr. Sam Parnia, pemimpin riset asal Universitas Negeri New York (State University of New York), secara medis otak tak akan bisa berfungsi saat jantung berhenti berdetak. Setelah jantung mati, otak akan ikut mati dalam jangka waktu 20 hingga 30 detik. Akan tetapi orang-orang ini masih memiliki kesadaran hingga tiga menit setelah kematiannya.
Hebatnya lagi, seorang pria bahkan mengaku keluar dari tubuhnya dan melihat dirinya sendiri hidup kembali. Pria berusia 57 tahun ini bisa mendeskripsikan aksi apa saja yang dilakukan perawat untuk menyelamatkan nyawanya. Ia bahkan mengingat suara mesin yang ada di kamarnya.
Kasus ini sangat unik sebab semua yang dikatakan pria tersebut memang benar. Pada kasus-kasus lain, ada yang mengalami rasa damai, lepas dari raganya, dan perubahan tempo waktu. Banyak juga yang melihat sinar terang atau merasa tenggelam.
https://indocropcircles.files.wordpress.com/2015/03/7d0a3-11.jpg
Dr. Sam Parnia.
Berbagai bukti tersebut membuat Dr. Parnia yakin masih ada kehidupan setelah kematian. Orang yang selamat dari kematian memang tak semua bisa mengingat apa yang mereka rasakan, namun hal itu mungkin disebabkan oleh karena pengaruh obat.
DR. Sam Parnia adalah seorang profesor asisten kedokteran di Universitas Negeri New York di Stony Brook. Ia menerima gelar medisnya dari Rumah SakitGuy and St. Thomas (UMDS) di University of Londonpada tahun 1995 dan gelar PhD dalam biologi sel (cell biology) dari University of Southampton di Inggris pada tahun 2006.
Parnia adalah direktur riset penyadaran atau resusitasi (resuscitation research) di Universitas Negeri New York (State University of New York) di Stony Brook dan juga sebagai anggota kehormatan di rumah sakit Southampton University Hospital.
Saat ini Dr. Parnia bersama dengan timnya masih terus menyelidiki topik yang baru dalam bidang ilmu pengetahuan ini. Mereka berharap bisa menemukan bukti-bukti lain yang mendukung adanya kehidupan setelah kematian.
Suatu aspek fisika kuantum terkenal menyebutkan bahwa suatu pengamatan tertentu tidak dapat diprediksi dengan pasti dan mutlak. Sebaliknya, ada berbagai kemungkinan pengamatan masing-masing dengan probabilitas yang berbeda.
Satu penjelasan yang utama adalah penafsiran tentang “banyak-dunia” (many-worlds) yang menyatakan bahwa masing-masing pengamatan yang mungkin sesuai dengan alam semesta – alam semesta yang berbeda (multiverse).
Peneliti hantu John Kachuba, dalam bukunya “Ghosthunters” (2007), menulis:
“Einstein membuktikan bahwa semua energi alam semesta adalah konstan dan bahwa hal itu tidak dapat diciptakan maupun dihancurkan.”
Kematian dalam arti sebenarnya tidak ada dalam skenario
Sebuah teori ilmiah baru – disebut biocentrism – menerangkan ide-ide ini. Tak terbatasnya jumlah alam semesta dan segala sesuatu yang mungkin terjadi di alam semesta lain, bisa muncul dan terjadi di beberapa alam semesta lainnya.
Kematian dalam arti sebenarnya tidak ada dalam skenario. Semua alam semesta ada secara bersamaan terlepas dari apa yang terjadi dalam salah satu dari alam-alam tersebut.
Meskipun tubuh individu ditakdirkan hanya untuk diri sendiri, namun perasaan hidup – ‘Siapakah aku?’ – hanya bagaikan energi sebesar 20-watt dari seluruh operasi energi di otak. Jadi, energi otak ini tidak pernah hilang pada saat kematian.
Salah satu kebenaran paling pasti dari ilmu pengetahuan adalah:
“Bahwa energi tidak pernah mati, energi juga tidak dapat diciptakan atau dihancurkan.”
Tapi apakah berarti energi ini dapat melampaui dari satu dunia ke dunia yang lain atau selanjutnya?
Pertimbangkan percobaan yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa ilmuwan bisa mengubah sesuatu yang telah terjadi di masa lalu dan berlaku surut. Partikel harus memutuskan bagaimana berperilaku ketika menyentuh “sinar pemisah” (beam splitter).
Kemudian, dari eksperimen kita bisa memutar atau menyalakan “saklar kedua” atau dapat pula justru mematikannya. Jadi apa yang peneliti putuskan pada saat itu, ternyata akan menentukan partikel apa yang dilakukan di masa lalu.
Namun terlepas dari apapun pilihan Anda, maka semua itu adalah Anda sendiri yang akan mengalami suatu pengalaman dan menghasilkan apa yang akan anda hasilkan.
Keterkaitan antara berbagai sejarah dan alam semesta telah melampaui ide-ide yang selama ini biasa dan klasik, yaitu ruang dan waktu.
Pikirkan 20-watt energi hanya sebagai holo-proyeksi (holo-projecting) apapun hasilnya, baik itu ataupun ini, tetap saja akan menghasilkan proyeksi gambar ke layar.
Jadi jika Anda akan memutar beam splitter kedua dengan menyalakan atau menonaktifkannya, namun itu masih dicatu oleh baterai yang sama atau agen yang bertanggung jawab atas proyeksi yang sama pula.
Menurut Biocentrism, ruang dan waktu bukanlah objek terlihat atau benda berfisik seperti yang selama ini kita pikirkan.
Jika anda melambaikan tangan di udara – jika Anda mengambil segalanya, apa yang tersisa? Tidak ada. Hal yang sama juga berlaku untuk waktu. Anda tidak dapat melihat apa-apa melalui tulang yang mengelilingi otak Anda.
Segala sesuatu yang Anda lihat dan alami sekarang adalah pusaran informasi yang terjadi dalam pikiran Anda. Ruang dan Waktu hanyalah alat untuk meletakkan segala sesuatu itu secara bersama-sama.
Di dunia, kematian adalah tidak ada, keabadian adalah tak terbatas. Pada akhirnya, bahkan Einstein mengakui :
“Now Besso (seorang teman lama) telah meninggalkan dunia yang aneh ini sedikit di depan saya. Itu tak berarti apa-apa. Orang-orang seperti kita… tahu bahwa perbedaan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan hanyalah sebuah ilusi yang keras sejak lahir secara terus-menerus”
Albert Einstein
Albert Einstein
Keabadian tidak berarti keberadaan abadi ‘dalam waktu’ tanpa akhir, melainkan sama sekali ‘berada di luar waktu’ tersebut.
Einstein juga menjelaskan, “Semua ini jelas dengan kematian adikku Christine. Setelah melihat tubuhnya di rumah sakit, saya pergi untuk berbicara dengan anggota keluarga. Suami Christine – Ed – mulai menangis tak terkendali.”
“Untuk beberapa saat aku merasa seperti aku melampaui provinsialisme waktu (provincialism time). Saya berpikir tentang 20-watt energi, dan tentang percobaan yang menunjukkan partikel tunggal dapat melewati dua lubang pada waktu yang sama. Saya tidak bisa mengabaikan kesimpulan: hidup dan mati Christine, di luar waktu.”
Christine telah memiliki kehidupan yang keras. Dia akhirnya menemukan seorang pria yang sangat dicintainya. Adik saya tidak bisa mambuat pernikahan karena dia memiliki permainan kartu yang telah dijadwalkan selama beberapa minggu sebelumnya. Ibu saya juga tidak bisa membuat acara pernikahan karena keterlibatan pentingnya di Elks Club.
Pernikahan adalah salah satu hari paling penting dalam hidup Christine. Karena tidak ada orang lain dipihak keluarga kami yang hadir, maka Christine meminta saya untuk berjalan menyusuri lorong untuk membiarkan dia pergi.
Segera setelah pernikahan, Christine dan Ed pergi, mereka sedang mengemudi ke rumah impian mereka yang baru saja mereka beli, ketika mobil mereka akhirnya menabrak gundukan es hitam. Dia terlempar dari mobil dan badannya mendarat di gundukan salju.
Christine berucap, “Ed, saya tidak bisa merasakan kaki saya”. Christine tidak tahu bahwa hatinya telah robek menjadi dua dan darahnya banyak mengalir melalui selaput perutnya. Setelah kematian anaknya, Emerson menulis :
“Hidup kita tidak begitu banyak terancam seperti persepsi kita. Saya berduka bahwa kesedihan tak dapat mengajari saya apaun, dan juga membawa saya satu langkah ke alam nyata. “
Apakah itu berarti membalik saklar untuk suatu percobaan sains, atau berusaha memutar sedikit roda kemudi kendaraan, atau itu cara menuju jalan kearah es yang berwarna hitam, namun itu adalah 20-watt energi otak yang akan mengalami pengalaman dan melihat hasilnya.
Dalam beberapa kasus, mobil akan terlempar dari jalan tetapi dalam kasus lain, mobil tetap akan melanjutkan perjalanan ke rumah impian adik saya itu.
Christine baru saja menurunkan berat badannya 100 pound, dan Ed telah membelikannya sepasang anting-anting berlian sebagai hadiah kejutan. Semua ini akan sulit untuk menunggu waktunya, tapi aku tahu Christine akan terlihat luar biasa di dalamnya waktu berikutnya, suatu saat nanti aku akan melihatnya.
the-day-after-dead-kematian-04
Biosentrisme, Teori Hidup Setelah Mati
Dalam dunia sains, mahluk hidup memiliki siklus lahir, hidup, lalu musnah (mati). Sementara pandangan ada kehidupan setelah mati hanya ada dalam doktrin agama. Pada akhirnya, apa yang tertulis dalam kitab-kitab suci mulai diterima secara ilmiah.
Sebuah penelitian ilmiah terbaru menunjukkan kematian bukanlah pemberhentian terakhir. Observasi ilmiah yang dilakukan menyimpulkan kehidupan dan kematian ternyata berkorespondensi dengan “alam lain” (multiverse).
Paparan ilmiah tersebut dijelaskan oleh teori ilmiah bernama biosentrisme. Menurut teori ini, kendati tubuh dirancang untuk hancur sendiri, namun ada sebuah ‘energi’ yang bekerja dalam otak, yaitu ‘perasaan hidup’ mengenai ‘siapakah saya’.
“Energi itu tidak musnah ketika manusia mati,” tulis ilmuwan terkemuka dunia dan pengarang buku Biocentrism, Robert Lanza. Menurut Lanza, energi ‘perasaan hidup’ itu tak tercipta, tapi tak juga bisa musnah. Lantas, apakah energi ini berpindah dari satu dunia ke dunia lain?
Sebuah eksperimen yang belum lama ini dipublikasikan dalam jurnal Science memperlihatkan para ilmuwan bisa mengubah sesuatu yang sudah terjadi pada masa lalu. Lewat percobaan yang menggunakan beam splitter (perangkat optik yang membelah berkas cahaya), partikel-partikel energi diputuskan keberadaannya. Ternyata, dari situ dapat ditentukan apa yang berlaku pada partikel ini pada masa lalu sehingga seseorang dapat menyelami pengalaman di masa lalu.
Kaitan antara pengalaman dan semesta ini melampaui gagasan-gagasan manusia mengenai ruang dan waktu. Tapi biosentrisme sendiri menyatakan, ruang dan waktu bukan obyek sulit seperti yang dibayangkan.
Teori ini menganalogikan waktu sebagai udara yang sia-sia untuk ditangkap manusia karena memang tak pernah bisa diraih. “Anda tak bisa melihat apa pun melalui tulang tengkorak yang menyelimuti otak Anda,” kata Robert Lanza. “Apa yang Anda lihat dan rasakan sekarang adalah putaran informasi pada otak Anda.”
Menurut biosentrisme, ruang dan waktu semata-mata adalah alat penghimpun informasi secara bersamaan. Karena itulah, dalam dunia yang tidak ada ruang dan waktu, tak ada istilah kematian.
Ilmu Fisika: Energi itu kekal
Dalam bukunya, “Ghosthunters,” peneliti hantu John Kachuba menulis:
“Einstein membuktikan bahwa seluruh energi di alam semesta adalah tetap dan tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Jadi apa yang terjadi denmgan energi itu ketika kita mati? Jika itu tak dapat dihancurkan, energi itu pastinya, menurut Einstein, berubah menjadi energi dalam bentuk lain. Apakah energi baru itu? Apakah kita bisa menyebut kreasi baru itu hantu?”
Gagasan ini muncul dan diusulkan sebagai bukti adanya hantu. Sebuah kelompok di Amerika Serikat yang bernama Tri County Paranormal menyatakan, “Ketika kita hidup, kita memiliki energi listrik dalam tubuh kita. Apa yang terjadi dengan listrik yang berada dalam tubuh kita, yang membuat jantung berdenyut dan kita bernafas?”
day after dead kematianJawaban pertanyaan itu sebenarnya sangat sederhana dan tidak misterius. Setelah seseorang meninggal, energi dalam tubuh mereka maupun seluruh organisme lain pindah ke lingkungan.
Ketika seorang manusia mati, energi yang tersimpan dalam tubuh mereka dilepas dalam bentuk panas, dan pindah ke binatang yang mengonsumsi jasad itu, baik binatang liar maupun bakteri dan cacing serta tumbuhan yang menyerap nutrisi dari tanah.
Jika jasad itu dikremasi, energi dilepas dalam bentuk panas dan cahaya. Ketika kita makan tumbuhan atau binatang mati, kita mengonsumsi energi mereka dan mengubahnya menjadi energi bagi tubuh kita.
Reaksi kimia ketika makanan dicerna melepas energi yang dibutuhkan binatang untuk hidup, bergerak dan bereproduksi. Energi itu tidak ada dalam bentuk energi elektromagnetik berbentuk bola cahaya, melainkan panas dan energi kimia.
Otak Memilik Energi
Dalam penelitian pada era canggih seperti sekarang ini, memang terbukti bahwa otak manusia memiliki pendaran gelombang atau energi, itu bukti bahwa di dalam kepala atau otak manusia memang memiliki energi.
Inilah salah satu bukti bahwa manusia memiliki energi yang tak terlihat. Dan seperti apa kata ilmu fisika, bahwa energi tak dapat dihilangkan, namun berubah ke energi dalam bentuk atau wujud lain.
Jadi pada saat manusia sudah mati, energi di dalam kepala atau otak itu tak akan sirna atau hilang, melainkan memiliki wujud baru, atau ke dimensi baru lainnya. Pandangan itu saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa manusia memang memiliki jiwa. Jiwa yang tak terlihat.
Artinya: bahwa sejatinya anda tak berwujud fisik seperti yang terlihat pada saat anda mengaca di depan cermin. Melainkan wujud anda adalah ruh atau jiwa. Jiwa andalah yang “meminjam” fisik seperti yang anda lihat ketika berada di depan cermin. Welcome to the new world after life. (icc).
(Sumber: telegraph/ nationalgeographic / wikipedia / Robert Lanza, MD – Biocentrism / editor: IndoCropCircles)
kematian-bukan-akhir-segalanya-setelah-mati-banner

No comments:

Post a Comment