Sunday, July 28, 2019

Biji Makassar Obat Kanker,Malaria,Disentri,Parasit

Buku Medis Tua 1765 Biji Makassar 

Obat Kanker,Malaria,Disentri,Parasit

!!! PERHATIAN !!!

Tumbuhan ini mengandung racun (toxic) yang jika over dosis dapat mematikan! Untuk ibu hamil dan anak–anak dihimbau untuk tidak diperbolehkan minum ramuan obat dari Buah Makasar!
Tumbuhan Buah Makasar memiliki nama ilmiah Brucea javanica adalah penghasil Biji Makasar (Macassar Kernels) atau sering disebut juga “amber merica” adalah tumbuhan jenis perdu tegak menahun yang tumbuh liar di hutan.
Tumbuhan ini pahit, dan beracun, serta dapat mematikan dalam dosis banyak. Namun semua bagian tumbuhan ini dapat digunakan untuk obat sejak lama. Brucea javanica masuk dalam keluarga tanaman Simaroubaceae. Spesifikasi epithet “javanica” adalah bahas Latin yang berarti Jawa atau Java. Nama lain dari tumbuha ini disebut Java brucea dan Kosam.
Di Indonesia, Buah Makasar dikenal dengan beberapa sebutan. Misalnya di Batak disebut ‘Malur’, di Lampung disebut ‘Berul’, orang Sunda menyebutnya ‘Walot’, di Jawa disebut ‘Kwalot’ atau ‘Bom Makasar’, di Ambon disebut ‘Nagas’, sementara di Makasarnya sendiri disebut sebagai ‘Tambara Marica’.
Pohon Buah Makasar / Biji Makasar (Brucea javanica), tampak buahnya yang menggantung.
Buah Makasar adalah perdu tegak, dengan tinggi 1-2,5 meter dan berambut halus berwarna kuning.
Tumbuhan ini bisa juga disebut pohon kecil mengingat tumbuhan ini tingginya dapat mencapai 5 meter (20 kaki)Di Indonesia, tumbuhan ini tumbuh sebagai semak belukar atau tanaman pagar.
Tumbuhan ini berkelamin dua, dan terletak dalam malai yang padat, dengan warna ungu, sedangkan bunganya biasanya berwarna merah.
Brucea javanica tumbuh secara alami dari Sri Lanka, India, China, Indocina, Malesia, New Guinea dan Australia. Habitatnya meliputi daerah terbuka, hutan sekunder dan terkadang bukit pasir. Di Australia tumbuh sebagai pohon understory di ketinggian laut sampai ketinggian 500 meter (1.600 kaki).
Untuk pengobatan sejak masa lalu
Di Indonesia sendiri, Buah Makasar dimakan untuk menghentikan pendarahan pada usus. Sedangkan, lumatan atau tumbukan Buah Makasar di masyarakat kampung di Gunung Dieng, Wonosobo, diminum seperti kopi dan diminum. Di Kalimantan, biji Buah Makasar dimakan untuk meringankan masalah pencernaan pada perut.
Buah Brucea javanica pertama kali ditulis sebagai obat dalam monografi medis China “Omissions from the Grand Materia Medica“, dipopulerkan kembali oleh Ben Cao Gang Mu Shi Yi dan dibuat oleh Zhao Xue-min yang ditulis sejak tahun 1765.
Buku “Herbal Emissaries Bringing Chinese Herbs to the West”.
Saduran dari buku itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam beberapa buku hingga masa kini, salah satunya adalah Herbal Emissaries: Bringing Chinese Herbs to the West oleh Yue Chongxi, Healing Arts Press dan Rochester Vermont, terbitan tahun 1992.
Bentuk emulsi minyak suntik tanaman ini telah dipelajari di China dalam percobaan terkontrol untuk mengobati pasien kanker paru-paru yang dikombinasikan dengan kemoterapi dan hasilnya menjanjikan.
Namun uji coba berkualitas lebih tinggi lebih diperlukan untuk mengkonfirmasi penggunaan ini. Dalam pengobatan lain, tumbuhan ini dapat digunakan terutama untuk mencegah disentri, diare, dan malaria.
Secara empiris Buah Makasar dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Akarnya digunakan untuk pengobatan malaria, keracunan makanan, dan demam. Sementara daunnya dapat digunakan untuk mengatasi sakit pinggang.
Manfaat Buah Makasar
Buah Makasar sering digunakan untuk pengobatan tradisional. Mulai dari akar, daun, biji, dan buah makasar dapat dimanfaatkan. Cara pengolahan daun, buah atau akar untuk pengobatan, biasanya direbus dahulu sebelum diminum atau digunakan. Untuk biji biasanya disangrai terlebih dahulu. Namun ada pula yang buah, daun atau bijinya ditumbuk / haluskan saja lalu digunakan.
Buah Makasar atau Klewot (Brucea javanica) saat masih muda berwarna hijau.
Penyakit yang dapat diobati dengan Buah Makasar menurut bagian dari tumbuhan ini diantaranya sebagai berikut:
  • Akar: Anti-Malaria.
  • Daun:  Mengobati sakit pinggang.
  • Buah: Mengobati wasir, mata ikan atau kutil
  • Biji buah: Menurunkan kadar gula darah (diabetes), panas demam, keracunan makanan, keputihan karena Trichomonas, disentri amuba, Kanker Serviks dan Kanker Rahim.
Catatan: Penggunaan diatas bersifat spesifik, bagian lain dari tumbuhan juga dapat digunakan.
Zat yang terkandung
Buah ini mengandung senyawa “quassinoid” yang disebut “bruceolides” yang anti-kanker dan anti-parasit. Secara tradisional buah ini juga digunakan untuk mengobati disentri dan malaria, walaupun tidak ada uji klinis yang telah dipublikasikan  untuk mengkonfirmasikan khasiatnya secara resmi, meskipun penelitian melalui percobaan berulang kali mengenai khasiat anti-malarianya.
Buah Makasar (Brucea javanica).
A. Zat pahit yang terdapat dalam buah didominasi oleh:
  • brusamarin
  • brusealin
  • glukosa
  • kosamin
  • senyawa fenolik (zat samak)
  • sterin
  • triterpen
  • yatanin
  • yatanosida A dan B
  • zat lilin
Biji dari Buah Makasar yang sering disebut “Biji Makasar”.
B. Zat pahit yang terdapat dalam biji didominasi oleh:
  • asam bruseoleat
  • asam oleat
  • asam linoleat
  • asam stearat
  • asam palmitoleat
  • bruseantin (bruseantinol)
  • brusatol
  • brusenol
  • brusein A, B, C, D, E, G, dan H
  • dehidrobusein A
  • minyak lemak
  • yadanziolid,
  • yadanziolid A, C dan F
  • senyawa pahit mirip kantin-6-on
Menurut laporan awal, Buah Makasar mengandung zat pahit,  triterpen, sterin, lilin, senyawa fenolik (zat samak). Lain dengan buahnya, zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip Canthin-6-one.
Namun ada pula yang meneliti bahwa tumbuhan ini mengandung brusamarin, kosamin, yatanin, brusealin, glukosa, dan yatanosida A dan B. Tumbuhan ini juga mengandung fenol (seperti brusenol, dan asam bruseoleat).
Bijinya mengandung brusatol, dan brusein A, B, C, D, E, G, dan H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tanin.
Diketahui, kosamin dalam dosis lemah bersifat emetokatartik dan kolagoga. Ia bersifat membunuh nematoda dan taenia pada anjing. Juga bersifat antibiotik, dan mencegah penggumpalan darah. Namun, dalam dosis besar, ia dapat menyebabkan kematian.
Yatanin diketahui bersifat protozoasidal (pembunuh protozoa) tanpa adanya efek samping. Yatanosida yang diisolasi pada tahun 1945 karena dapat menyebabkan reaksi keracunan akut dan bahkan menyebabkan kematian pada hewan ujicoba. Pemberian secara oral dan sedang atau banyaknya, juga menyebabkan kematian.
University of North Carolina AS menemukan zat yang bersifat anti-leukimia dari biji Buah Makasar, seperti bruseosida dan brusein.
University of London mengisolasi zat sitostatik (bruceolid, seperti bruseolid-A) dari akar, buah, dan pepagan buah makasar yang didapati dari Fiji.
Ada beberapa spesies dari genus Brucea selain Brucea javanica, yaitu Brucea antidysenterica, Brucea bruceadelpha, Brucea erythraeae, Brucea guineensis, Brucea macrocarpa, Brucea mollis, Brucea tenuifolia, Brucea tonkinensis dan Brucea trichotoma.
Buah Makasar atau Klewot (Brucea javanica) saat masih muda berwarna hijau.
Hasil Riset
A. Riset-1
Dari website US National Library of Medicine National Institutes of Health dipublikasikan hasil riset tumbuhan Brucea spesies lain, yaitu Brucea antidesenterica dan Ocimum lamiifolium.
Ocimum adalah genus tumbuhan aromatik dari famuly Lamiaceae yang banya di Afrika dan biasa dimasak di sana. Hasil penelitian dari web itu bertuliskan:
Ekstrak metanol daun Ocimum lamiifolium tidak menunjukkan tanda toksisitas akut sampai dosis 2000 mg/kg berat badan. Namun, semua tikus yang diberi bibit Brucea antidesenterica dengan dosis 2000 mg/kg meninggal dalam waktu 24 jam.
Ekstrak kasar berair, metanol dan kloroform Bruceaantidesenterica secara signifikan ( p <0,05) menghambat parasitemia dengan cara yang tergantung dosis dan mencegah penurunan berat badan pada dosis 200, 400 dan 600 mg / kg berat badan.
Selain itu, ekstrak memperpanjang waktu bertahan rata-rata tikus berpangur P. berghei dibandingkan dengan kontrol yang tidak diobati.
Namun, hal itu tidak mencegah pengurangan volume sel yang dikemas kecuali ekstrak kloroform dalam tiga dosis dan ekstrak metanol pada 200 mg / kg dan 400 mg / kg. Ekstrak dari O. lamiifoliumjuga menunjukkan aktivitas antiplasmodial yang signifikan ( p <0,05).
Ekstraknya tidak mencegah penurunan berat badan dan penurunan PCV, terutama pada kloroform. Penekanan tertinggi dicatat dari ekstrak kasar air O. lamiifolium dengan 35,53% dosis 600 mg / kg.
Di sisi lain, penekanan yang sama serupa ditemukan pada kedua metanol dan kloroform ekstrak kasar Brucea antidesenterica masing-masing dengan 47,70 %, 46,44% chemosuppression, dalam dosis tertinggi yang diuji. (Antimalarial properties of crude extracts of seeds of Brucea antidysenterica and leaves of Ocimum lamiifolium – US National Library of Medicine National Institutes of Health).
B. RISET-2
Dari weblog lansida, riset mengenai Brucea  javanicadari ekstrak buah dan biji tumbuhan dijelaskan:
  • Efek Biologi dan Farmakologi
Biji: ekstrak biji Brucea  javanica   efektif  sebagai amubisida. Bruseantin dan brusein C berhasil diisolasi dari ekstrak biji yang larut dalam n-butanol, senyawa tersebut aktif terhadap Entamoeba histolytica.
Potensi tersebut diperkirakan karena terjadinya penghambatan sintesis protein parasit malaria. Di samping itu ekstrak biji Brucea javanica aktif terhadap Shigella shiga, S.Boydii, Salmonella derby, Salmonella typhi tipe II, Vibrio cholerae inaba, Vibrio cholerae ogawa.
Susunan kimia dari Brusein, Bruseantin, Brusatol, Bruseolida, Bruseantinol dan Bruseantarin,
Brusatol yang diisolasi dari biji dilaporkan efektif untuk penyembuhan disentri. Dari hasil penelitian in vitro maupun in vivo diketahui bahwa ekstrak Buah Makasar berefek sebagai antiplasmodia.
Secara in vitro diketahui bahwa keberadaan bruseantin berefek positif terhadap Plasmodim falciparum yang resisten terhadap klorokuin.
Efek positif ekstrak Kwalot (Buah Makasar) ditemukan pula pada Plasmodium berghei secara in vivo pada percobaan dengan Mencit (tikus percobaan).
IC50 dari sembilan macam senyawa kuasinoid terhadap Plasmodium falciparum K-1 (resisten terhadap klorokuin) pada pemberian secara oral berkisar antara 0,0046-0,0008 mg/ml.
Empat dari kesembilan senyawa tersebut juga aktif terhadap Plasmodium berghei secara in vivosetelah pemberian secara  oral.
Efektivitas bruseolid yang ditemukan dalam Brucea javanica terhadap Plasmodium berghei lebih tinggi bila dibanding klorokuin pada percobaan in vivodengan Mencit.
Di samping itu ditemukan pula adanya aktivitas sitotoksik suatu golongan kuasinoid hasil isolasi dari Brucea javanica. Aktivitas anti-disentri hasil pengujian klinik ekstrak buah Brucea javanica kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin.
Pada jenis Brucea yang lain yaitu Brucea anti-dysentrica ditemukan bahwa 11-hidroksikantin-6-on dan 1,11-dimetoksikantin-6-on mempunyai potensi sebagai anti-tumor secara in vitro maupun in vivo. Selain itu ditemukan bahwa bruseanol C mempunyai potensi anti-tumor terhadap “human KB,A-549 lung carcinoma secara in vitro.
  • Farmakologi Klinik
Buah:  Ekstrak buah biasa digunakan  pada pengobatan disentri amoeba. Dari penelitian diketahui bahwa aktivitas antidisentri ekstrak buah Brucea kurang efektif bila dibandingkan dengan emetin.
  • Kontra Indikasi: Buah  sebaiknya  tidak  digunakan pada anak-anak,  wanita hamil dan wanita yang baru menyusui
  • Efek yang tidak diinginkan:Penggunaan eksternal buah dilaporkan adanya beberapa  kasus  anafilaksis.
  • Kegunaan di Masyarakat
• Biji: secara tradisional pada umumnya digunakan pada pengobatan berbagai penyakit antara lain kanker, disentri, malaria.
• Akar: digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik.
• Daun: digunakan untuk mengobati demam, kudis, bisul, penawar racun lipan
• Buah: digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri.
• Seluruh bagian tumbuhan: digunakan dalam peng-obatan  demam, kejang perut, disentri.
  • Cara Pemakaian di Masyarakat
• Untuk  pengobatan  Disentri Amuba:
7-10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 ml air; diminum 1 kali sehari 100 ml, diulang selama 12 hari.
• Untuk  pengobatan  malaria:
Tujuh sampai sepuluh buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule dan 110 ml air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari dan untuk pemeliharaan diminum 1 kali sebulan 100 ml. (Kwalot / Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.))

Efek Samping yang MEMATIKAN

Biji Makasar / Buah Makasar (Brucea javanica) saat masih kecil.
Konsumsi Buah Makasar dalam dosis yang besar atau berlebihan dapat mengakibatkan keracunan yang berefek pada kematian.
Sifat racun yang terdapat dalam Buah Makasar memang bermanfaat untuk obat pencahar, tetapi hal ini juga dapat membahayakan tubuh.
Gejala yang ditimbulkan apabila seseorang keracunan Buah Makasar, yaitu:
  • Pernapasan terhambat
  • Mual
  • Pusing
  • Diare, dan
  • Koma
Apabila sudah sangat kronis mengalami keracunan Buah Makasar ini, maka bisa saja menimbulkan kematian.
Agar tak terjadi hal yang negatif, sekali lagi dihimbau untuk ibu hamil dan anak–anak lebih baik tidak diperbolehkan untuk minum ramuan obat dari Buah Makasar. (IndoCropCircles.com)
Pustaka:

No comments:

Post a Comment